Selasa, 09 Juni 2009
Gold WIng
KOMPAS.com - Umur baru menginjak 13 tahun, tapi siapa sangka "rengeannya" melahirkan suatu terobosan bagi dunia modifikasi di Indonesia, Medan (Sumut) khususnya. Tidak kepalang tanggung, Riandanu - begitu nama sang anak - melibatkan tiga pemodifikator untuk mewujudkan keinginannya itu.
Ketika dibelikan Honda Vario oleh ayahnya, Rian - sapaan karib si anak - langsung terinspirasi dengan Honda Gold Wing dan Harley Davidson. Wuih, dari mana dia lihat dua moge itu. Tak lain kepunyaan ayahnya.
"Mimpi ingin punya skubek yang bergaya low rider seperti tren sekarang, tapi mengarah ke gaya turing," cerita Rian. Lantaran di Tanah Karo (Medan) belum ada pemodifikator yang bisa memenuhi ambisinya, pengerjaan diserahkan kepada Antonius Chandra dari Ton's Chrome di Ciputat Raya, Tanah Kusir, Jakarta Selatan.
Anton sendiri sempat bingung diminta bikin low rider tapi buat turing. Ciri khaas roda belakang mundur tetap dilakoni dengan menggeser sekitar 20 cm, namun bodi tetap seperti standar. Hanya sokbreker belakang diganti dengan Yamaha Jupiter MX 135.
Paling mencolok, pemakaian ban. Depan dan belakang sama, yakni 5x14 inci dan model peleknya mendekati moge. Prinsipnya, kata Anton, model monoblok tapi di bagian tengah diberi lubang. Meski diakuinya sedikit susah karena banyak yang dicustom, bukan seperti pelek lebar biasa di skubek.
Untuk mengentalkan gaya turing, dipasang boks, windshield dan mesin. Semua unsur itu dikerjakan oleh Topo Goedhel Atmojo dari tauco Custom (TC) yang dianggapnya rada unik juga.
Sementara pengecetan diserahkan kepada Harry Kodok dari MJM yang menggunakan Spies Hecker. Hasilnya, seperti yang Anda lihat mirip Baby Gold Wing. (Nurfil)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar