Modifikasi skubek low rider sudah bisa ditebak. Buat molorin sumbu roda, modifikator pasang undur-undur sebagai pengganti dudukan mesin standar. Namun yang dibuat Deden Darmawan dari rumah Modifikasi JK Custom berbeda. “Konsep skubek low rider tanpa mengubah struktur rangka asli,” ujar modifikator dari Jl. Geusan Ulun, No. 17, Sumedang. Nah lho gimana manjanginnya atuh!
Ini bisa dilihat pada Honda Vario garapan JK Custom. Struktur dudukan mesin masih asli bawaan pabrik enggak berubah sama sekali. “Cuma untuk buat dudukan roda biar melar dibikin besi penopang tambahan seperti lengan ayun,” ujarnya.
Desain lengan ini dudukannya memanfaatkan braket yang ada di areal mesin. “Lengan ayun sengaja dibuat model single biar kelihatan lebih sip,” ujar Deden yang pasang monosok dengan memanfaatkan dudukan lengan ayun tadi.
Sedang buat transfer tenaga, harus mengakali lagi. Jadi dari as roda belakang Vario dipasang gir yang dihubungkan dengan rantai ke gir roda belakang baru. Untuk rantainya sengaja dibuat model dengan dua buah gir yang posisinya sejajar.
Deden memang kreatif dan jeli dalam proses modifikasi Vario ini. Bisa dilihat dari penempatan sistem pengereman belakang yang sudah diubah cakram. Posisinya dibuat nempel dengan gir depan. “Biar simpel sekaligus memanfaatkan ruang yang kosong,” jelasnya.
Sedang untuk kedua rodanya mengandalkan pelek custom yang lingkar peleknya diambil dari roda mobil. Cuma biar tampilan makin menarik, doi tidak lagi mengandalkan jari-jari. “Bagian tengah pelek didesain sendiri pakai pelat besi tebal jadi palang lima,” ujarnya.
Untuk roda belakang mengandalkan lebar pelek 5,5 inci, sedang pelek depan cukup 4 inci. “Roda belakang sengaja dibuat ekstrem dengan pasang ban mobil,” jelas Deden yang mengandalkan ban Vredestein 175/65x14.
Khusus ubahan bodi, hampir seluruh baju Vario standar hilang. Sebagai gantinya dipilih desain baru model membulat minim lekukan. "Cuma areal dek saja yang masih asli," ujar Deden yang dari namanya sudah bisa ditebak asalnya dari mana. He..he... Becanda, Bro!
Sedang setang menyesuaikan bentuk bodi. Desain sengaja dibuat telanjang. Biar sip model batang kemudi dibentuk U bar yang kemudian diselipkan lampu depan pada bagian tengah.
DATA MODIFIKASI
Sok depan : LHK
Sokbelakang : MX
Arm : JK Custom
Bodi : Fiberglass
Knalpot : Supertrap
Penulis/Foto : Belo/Boyo Motorplus-online.com
Senin, 14 September 2009
:. Honda Vario 2006 (Sumedang)
Label: modify, News, news world, pengumuman, tips, tips n trik
:. Bajaj Pulsar Dtsi 180 cc 2007 (Papua)
Kita masuk ke hal penting dulu ya! Builder yang merombak Bajaj Pulsar DTSI 180 ini punya latar belakang kuat sebagai chopperis. Dia Ignatius ‘Hendra’ Bingky sebagai owners bengkel Carburator Springs (CS) Jakarta. Doi Harleymania sejati dan suka custom choppers nyeleneh.
Namun Bingky hanya sebagai Bang Mandor alias mengawasi. Soal pekerjaan modifikasi dilakukan Eko Yulianto, tim CS yang doyan chopper juga jap’s style dari kelompok Outsiders Jakarta. Ia dibantu dua koleganya, Misan dan Pe’i.
Nah, kenapa jadi penting? Pasalnya genre modif yang hadir bertolak belakang dengan latar belakang mereka. Yudi sebagai owner dari Papua, berisiko menyerahkan Bajaj Pulsar standar pabrik pada mereka dengan konsep streetfighter sejati. “Ini tantangan buat tim kami,” buka Eko yang asli Jogja ini.
Paling unik mereka tak punya pikiran memakai fibreglass untuk bodywork motor ini.”Pelat jauh lebih baik. Selain dimensi nggak akan berubah, pelat juga menjanjikan dempulan tipis dan lebih alami,” tegas Eko. Makanya ia lantas berdiskusi dengan ahli ketok bengkel CS yaitu Misan dan Pe’i untuk hal ini.
Bisa dimaklumi juga jika mereka tetap memilih pelat sebagai bodywork. Latar belakang mereka yang modifikator chopper identik dengan pelat besi. Bukannya menggunakan fibreglass.
Proyekpun dimulai. Sebagai panduan untuk desain, mereka mencari dari beberapa referensi. Di antaranya lewat internet, Yudi nemuin gambar kecil motor konsep untuk Bajaj Pulsar TT 200 desain futuristik, sport dan semi naked.
Gambar dari internet itu desain atau konsep mentah menggunakan program Fotoshop. Gambar diambil dari beberapa moge. Kemudian disatukan dan dipadukan dengan mesin Pulsar. Hasilnya desain yang bagus.
Bingky dan Eko antusias melihat gambar dari internet itu. Pasalnya motor sport yang diinginkan pemilik tak melulu full dressed. Sasis tubular sengaja ditonjolkan dan fairing yang minimalis.”Agak mirip gaya chopper juga kan yang ogah ditutup-tutupi?” canda Eko. Iya deh...masih nyerempet choppers aja he..he..!
Eksekusi pengerjaan, pihak CS hanya menyisakan main frame Pulsar. Sub-frame direhab ulang untuk mengejar tampilan sport muscle sejati. “Menjadikannya monosok lewat bantuan lengan ayun NSR SP250 satu set lengkap berikut sok. “Agar lebih padat kami tak merancang desain undertail, tapi sistem knalpot samping dengan supertrapp. Aksentuasi desain knalpot ini juga bikin motor makin sip,” jelas tim CS.
Aroma naked juga kentara di areal backbone. Di sini CS memilih sasis tubular untuk mengesankan ‘otot’ yang penuh di sektor tengah. Kata mereka pipa ukuran 1 inci dianggap paling baik karena motor pun ada dalam katagori kapasitas menengah.
Dari desain dan konstruksi rangka, mereka berhitung, jangan sampai mesin ‘tertelan’ sasis jika memakai pipa kelewat besar. “Selain itu berlanjut ke desain tangki. Kami sengaja buat sendiri tangki dari pelat agar dimensi sesuai. Ukuran juga disesuaikan agar tidak menelan dapur pacu. Kan tidak harmonis jika mesin hilang dimakan tangki,” argumen Eko.
LAMPU VARIO VS ASLI
Desain belakang dan depan dianggap sebagai kunci estetika motor sport ini. “Pilihan jatuh pada lampu Vario untuk depan dan aslinya Bajaj di belakang,” urai Eko. Sangat logis memilih standar pabrik untuk lampu belakang, pasalnya desainer aslinya memang mengejar bentukan futuristik sebagai ciri khas Bajaj yang paling diandalkan.
Mereka juga merancang sepatbor pendek agar karakter ban semakin kental. Sepatbor seperti ini membuat nuansa sport makin kentara. Ban yang berukuran lebar jadi makin kelihatan.
Untuk belakang, desain buntut ala MotoGP plus lampu belakang Pulsar membuat konturnya elegan. Apalagi dipadu sepatbor yang juga memberikan nuansa sport.
Terakhir, mereka merancang tebeng bawah yang punya dua fungsi. Penahan benturan mesin juga estetika. Yang agak mengganggu hanya di cover depan bagian bawah. Idealnya mereka sedikit menutupinya agar kabel-kabel tak begitu kentara.
But generally...customized ini sakses!
DATA MODIFIKASI
Footstep : Suzuki Satria
Sein belakang : Variasi
Tutup tangki : Kawasaki Ninja
Cat : Merah Danagloss
Penulis/Foto : Isf@n/Anton Motorplus-online.com
Senin, 17 Agustus 2009
Honda Vario CBS Techno : Menjawab Keinginan Pasar
Konsumen dan pecinta Honda di Tanah Air kini kembali dibuat bangga. Ya, karena PT Astra Honda Motor (AHM), resmi melaunching produk terbaru mereka pada, Kamis, 23 Juli lalu. Yaitu, Honda Combi Brake System (CBS) Techno.
Sejauh mana keunggulan yang dibawa Vario yang bakal akrab disebut Vario CBS atau Vario Techno ini? Nah, itu yang bakal dicari tahu bersama. Tapi maaf! Untuk kali ini, hanya sebatas first impression aja ya, Bro!.
Begitunya Em-Plus siap memaparkan segala kelebihan yang diusung produk baru dari tiga varian yang diluncurkan secara bersamaan dengan Vario (bodi lama) dan BeAT ini. Mulai yuk!
Secara desain, banyak ubahan diusung Vario Techno atau akrab disebut Honda Click di Thailand ini. Desain serba tajam. Dari bodi sendiri, sangat mengusung kesan futuristik.
Kondisi ini tercermin dari garis-garis bodi yang ditawarkan. Mulai dari sepatbor depan hingga belakang, semua mempunyai garis tajam. Konsep ini, sangat kental dengan tema sporty.
Begitunya meski terlihat sporty dan canggih, desain yang ditawarkan juga sangat elegan. Ya, padahal, keduanya bisa dikatakan bertolak belakang lho. Dengan konsep elegan ini, Vario CBS lebih bisa dikatagorikan skubek kelas premium di Tanah Air.
"Kami harap dengan adanya model terbaru ini, bisa menjawab kebutuhan pasar Indonesia," ungkap Miki Yamamoto, Presiden Direktur, PT AHM. Namanya juga harapan ya pak. So dengan katagori premium ini, enggak salah kalau Vario Techno dilepas dengan banderol Rp 15,5 juta.
Dengan harga segitu, tentu saja enggak cuma desain yang ditawarkan. Tapi, juga fitur- lainnya. Terutama Combi Brake System (CBS). "Teknologi ini bisa memberikan pengereman optimal bagi pengendara dan juga lingkungan," tambah Miki yang fasih berbahasa Indonesia ini.
Nah, soal CBS seperti yang disebutkan Em-Plus di beberapa waktu lalu. Ya, soal teknologi atau cara kerja CBS. "Ketika menekan tuas rem belakang, pengereman combi brake baru akan bekerja," ujar Tetsukun Kin, dari HRS Thailand yang jadi person in charge (PIC) terhadap pengembangan Vario Techno ini.
Penulis/Foto : Eka/Herry Axl
Adik Baru V-ixion
Honda BeAT Mirip Lambretta
Soal kreativitas di modifikasi, Indonesia enggak ada habisnya, apalagi untuk jenis skutik, seperti Honda BeAT karya dari Bandung, Jawa Barat. Modelnya ala skuter, bahkan hampir menyerupai Lambretta dari Italia. "Dipadu dengan gaya skuter Eropa, tapi enggak jiplak persis karena sudah banyak beda," ungkap Wildan El Salman, sang builder sekaligus pemilik motor.
Nuansa Eropa yang kental tampak pada bodi fiber yang desainnya lebih besar dari standar BeAT. "Untuk menyesuaikan bodi besar tadi, posisi sumbu roda belakang tetap dibuat mundur sejauh 20," bilang Wildan. Sementara itu, rangka standar, lanjutnya, tidak diutak-utik. Hanya dilakukan pembuatan breket baru untuk melekatkan bodi.
Kemudian, bodi dibikin lekukan pada bagian tertentu untuk mengesankan aerodinamis dan ada unsur balapnya. Kesan sporty dipertegas dengan pemakaian material karbon—bukan carbon look, tetapi asli—di sejumlah tempat, seperti tutup jok belakang, sepatbor depan, dan rumah lampu depan.
Uniknya, dek yang terbuat dari bahan aluminium setebal 3 mm dirancang dengan motif hair line atau garis-garis, seperti umumnya yang terpasang pada pedal gas, kopling, dan rem di mobil balap. Itu pun tak cuma bagian datar, tetapi juga pada bagian bawah tameng dalam.
Tampilan BeAT jadi manis berkat permainan warna two tones. "Meski model bodi modern, untuk urusan kelir sedikit retro. Ini terinspirasi mobil balap lawas yang umumnya dua warna," tutup sarjana Desain Produk dari STSI Bandung ini. (Nurfil)
Info: otomotif.kompas.com
Senin, 13 Juli 2009
:. YAMAHA V-IXION 2007 (DEPOK)-Telanjang Lagi
Yamaha V-ixion dari pabriknya memang didesain telanjang dada. Upsch...! Maksudnya motor batangan ini tergolong tipe naked, makanya tidak dilengkapi fairing. “Tapi mesin terlalu kecil jadi kelihatan kedodoran,” ucap Aldi Wirya, pemilik V-ixion yang mesiasati kekurangan motornya dengan pasang fairing baru.
Ide ini langsung disambut Wardoyo, builder G2C. “Paling pas pakai model fairing milik Yamaha R125. Sangat klop kalau dikawinkan sama bodi V-ixion, tidak terlalu besar,” ujar modifikator mangkal di kawasan Gandul, Cinere, Jakarta Selatan ini.
Kalau sudah pasang fairing yang menutupi seluruh bagian motor, jadi kuda besi kelihatan gagah. Makanya bengkel G2C yang spesialis bikin bodi pelat besi langsung merangkai. “Cuma untuk lampu depan aku pakai punya Honda Vario yang pemasangannya disiasati supaya mirip aslinya,” buka Aldi yang tinggal dikawasan Cinere juga.
"Cari lampu aslinya sulit, Paling mendekati desain lampu depan Vario. Pasangnya juga nggak repot. Cuma tinggal bikin dudukan baru," jelas Wardoyo yang memang asli wong Jowo itu.
Karena spidometer masih mengandalkan bawaan pabrik, biar sip nempel di areal dasboard. Tentu dengan pemasangan yang harus disesuaikan. “Saya pasang pada dudukan fairing, agar lebih apik sekelilingnya ditutup pelat,” lanjut Wardoyo yang asli ketok pelat itu.
Untuk mendukung bodi yang berubah gambot, kaki-kaki pastinya wajib dibikin kekar. Meskipun masih mengandalkan suspensi depan bawaan pabrik namun pemilihan pelek dan ban ganti berprofil lebar. Inilah ciri sebenarnya Wardoyo, selalu memanfaatkan suspensi standar yang dimaksimalisasi.
Makin sip setelah Wardoyo melakukan ‘operasi’ bedah lengan ayun standar. “Lengan ayun aslinya dilapis lagi dengan pelat meniru desain moge,” jelas pria asal Sragen, Jawa Tengah ini yang berusaha menyiasati agar kaki belakang terlihat makin kekar.
Pemilihan kelir warna dasar tetap berpatokan seperti yang tertera di BPKB yaitu hitam. "Tapi untuk striping, aku samakan dengan desain striping Yamaha R125," terang Aldi yang mengandalkan cutting sticker.
Terakhir, lantaran bodi sudah berubah alhasil footstep standar wajib diganti. Biar aroma tungganan sport sejati makin kental sandaran kaki depan mengandalkan footstep Honda CBR. "Kalau belakang aku pilih pakai Yamaha Jupiter MX yang modelnya keren punya itu," celotehnya lagi.
Nah, setelah pasang fairing gede yang dibuat dari pelat bikin bobot bertambah. Biar tarikan motor lebih responsip dapur pacu wajib dibenahi. Lantaran ogah repot sama sistem injeksi, Aldi hanya mengandalkan saluran buang alias knalpot racing. Pilihannya jatuh ke produk variasi Yoshimura.
BUNTUT TETAP MANIS
Sayang Aldi masih belum terima bila sasis belakang V-ixionnya dipotong. Ini dibutuhkan agar dudukan bodi menyerupai Yamaha R125. “Aku masih sayang karena motor hadiah ultah dari bokap,” buka pelajar salah satu SMU swasta ini. Makanya Wardoyo putar dan peras otak agar bodi belakang standar tetap oke meski masih pakai asli. “Hanya sepatbor pakai desain Yamaha R6 dipadu dengan lampu belakang variasi.”.
DATA MODIFIKASI
Ban depan : Swallow 110/70/17
Ban belakang : Swallow 130/70/17
Footstep depan : CBR150
Footstep depan : Jupiter MX
Lampu belakang : Variasi
Kaliper Belakang : Yamaha Vixion
G2C : (021) 4642-7753
Penulis/Foto : Belo/Endro
Info: motorplus-online.com