Sabtu, 02 Mei 2009

:. Yamaha Mio 2008 (Purwokerto) | Jagoan Trial Games

Internusa Racing Team (IRT), Purwokerto, bikin Yamaha Mio tak hanya bisa dikebut di balap jalanan dan road race. Skubek andalan Yamaha ini dibuat jadi motor balap tanah. Bukan sekadar ikut, skubek yang disemplak Hendra Akew malah bisa naik podium 3 kelas FFA di event Djarum 76 trial gamesnya. Sangar…!

Untuk raih prestasi itu, Starko, mekanik IRT, mengubah drastis tampang Mio. “Mesin, rangka dan kaki-kaki banyak dimodif. Disesuaikan kebutuhan,” terang cowok yang demen meringis ini.

Komposisi rangka skubek kelemahannya ada pada desain dek. Untuk kebutuhan trial, bentuk itu harus dioperasi. “Rangka tengah diubah bawahnya. Terus ditambah lagi pada bagian tengah. Selain untuk memperkuat frame, juga untuk dudukan tangki,” jelas Starko.

Tentu, ubahan itu juga diikuti dengan derajat kemiringan posisi komstir. “Kan itu mempengaruhi seting bodi. Dicari kemiringan yang pas agar motor enak dibawa berbagai medan,” alasan Starko.

Kaki depan diganti punya Suzuki TS125 mulai dari komstir sampai ke bawah. Demikian juga sok belakang. “Hanya ditambah lengan ayun di sebelah kanan. Tapi posisi sok enggak berubah, tetap di kiri,” tambah pria yang gape modif fashion juga.


Untuk aksi panjat batu layaknya motor trial, tenaga mesin harus besar. Paling gampang dibore up dengan piston 57,5 mm. Hitungannya, volume silinder bengkak jadi 150 cc. Meski hanya segitu, tapi tenaga cukup mumpuni. “Enggak berani terlalu tinggi bore up. Soalnya pertimbangkan durabilitas mesin. Enggak mudah jebol,” alasan Starko yang manfaatin piston Thunder 125.

Main trial, adventure ataupun grasstrack, lebih butuh putaran bawah bengis. Itu jadi konsentrasi lain Starko. “Main kompresi lumayan padat sampai 13,5 : 1. Kem diubah tidak terlalu ekstrem. Durasi di kisaran 255˚. Tapi utamakan desain LSA sekitar 105˚. Jadi putaran bawahnya cukup kuat,” papar pria yang ngepos di Sumbang, Banyumas ini.

Tinggi angkat klep (lift) dari pasangan klep 28 mm (in) dan 24 mm (ex) juga relatif tinggi. “Sampai 8,5 mm. Harapanya gas bakar bisa lebih banyak masuk dan efektif menambah power,” tambahnya.

Langkah lain agar power besar yang keluar lebih fokus ke putaran bawah, dilakukan pada ubahan puli depan. “Kemiringannya diubah jadi 16˚. Aslinya kan 14˚. Logikanya, kayak pakai gir depan kecil. Jadi biar lebih enteng,” analisis cowok rada kerempeng ini.

Juga mengubah komposisi roller biar lebih enteng lagi. “Semua rata dipakai 8 gram. Itu juga mendukung rpm biar lebih cepat naik,” kata mekanik yang juga mantan pembalap ini.

MAGNET DIBUBUT ENTENG

Starko mengaku belum riset sampai ke pengapian. Sejauh ini, doi masih merasa cukup. “Jadi, semuanya masih standar. Hanya magnet yang dipapas sedikit. Itu, beratnya masih di atas 6 ons. Nantinya akan mengarah pada riset pengapian,” kilahnya.

DATA MODIFIKASI

Ban depan : Kenda 70/100x19
Ban belakang : Kenda 90/100x16
Karburator : Keihin PWK 28
Pilot-jet : 40
Main-jet : 125
CVT : Marathon
Klep : TDR
Kem : CLD dimodif

Penulis/Foto : Chuenk/Andika
Motorplus

0 komentar:

Posting Komentar

Labels

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

About Me

Foto saya
Festival motor mekanik: Nanang Hary Wawan Sarwanto Anang Nur Henry Festival Motor merupakan Bengekel AHASS Resmi, dan beroperasi di perum 2, karawaci, Tangerang. Terpilih sebagai bengkel teramai se-kabupaten Tangerang.

Followers