Rabu, 06 Mei 2009

Hadirnya Era Retro




Skubek semakin menjadi pilihan masyarakat Indonesia. Gerakan penjualan motor bertransmisi otomatis ini makin pasti saja. Setelah tahun lalu berhasil mendapatkan porsi hampir 26 persen, di tahun 2009 ini pertumbuhannya makin dahsyat, yakni hampir 36 persen.

Bandingkan dengan tipe sport yang masih berkutat di bawah angka 10 persen, tepatnya, 8,99 persen. Jelas dan tak salah kalau banyak orang bilang kalau penjualan skubek tahun ini diperkirakan bakal semakin besar.
“Data dari AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia) mengatakan demikian. Fenomena motor bertransmisi otomatis akan terus bergerak. Bahkan bisa menggeser bebek,” ungkap Gunadi Sindhuwinata, Ketua Umum AISI.

Perjalanan skubek di awal dengan tampilan biasa-biasa saja kini menarik dengan gaya makin sporty. Lihat saja line up pabrikan besar seperti Honda, Yamaha dan Suzuki. Masing-masing menawarkan tipe skubek dinamis. Honda memiliki BeAT, Yamaha dengan Mio Sporty. Dan Suzuki menampilkan produk terbarunya Skydrive Dynamatic.

Selain tawaran sporty tadi, pilihan meluncurkan tipe terbaru juga begitu dinanti. Tampilan baru ini diprediksi makin menggeliatkan pasar skubek di tengah krisis global yang menghantam belahan dunia.

Coba berkaca di International Bangkok Motor Show (IBMS) ke-30. MOTOR Plus melihat mulai ada keinginan untuk balik kepada konsep zaman dulu. Kalau di desain kuda besi, konsep jadul diwakili retroklasik alias gaya lama yang diperbaharui. Yamaha mengandalkan Fino sudah sejak 2 tahun lalu diluncurkan di Thailand. Juga ada Yamaha Ei.

Meski masih ngimpor dari negeri Matahari Terbit, produk yang dipajang A.P Honda di IBMS sudah mengarah ke retro. Dipajang Honda Scoopy yang berdapur pacu 50 cc dan injeksi.

Tak ketinggalan pula Suzuki yang memperkenalkan konsep skubek mengarah retro. Di ajang IBMS, pabrikan berlambang ‘S’ mengandalkan Suzuki Latte dan Jelly yang cool dan cute. Info soal dua jagoan Suzuki ini, silakan baca boks.

Model skubek klasik bertampang imut ini diusung langsung dari Jepang. Arah retro ini bisa dilihat dari lampu depan model bulat dan tampilan spidometer bundar. Garis desain bodywork juga dominan membulat.

“Ini peluang. Kita bisa bikin gaya masa lalu dan diproduksi massal. Arah pasar Thailand punya segmen seperti ini sekarang,” beber Pariya Manomaiphibul, Market Development Manager Tiger Motorcycle, Thailand.

Soal penjualan menurut Anothai Eamlumnow cukup baik. Terutama Fino. “Kelas penggunanya berbeda. Lebih banyak perempuan pekerja,” jelas, Ketua Thai Automotive Journalists Associantion, Thailand.

Bagaimana dengan pabrikan Indonesia sendiri, apakah fenomena ini akan ditangkap, atau mereka sudah mengambil ancang-ancang untuk meluncurkan produk itu dalam waktu dekat?

Ir. Dyonisius Beti, Vice Presiden Director, PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI) mengaku butuh sesuatu yang baru untuk mendapatkan respon pasar.

“Produk baru memang akan memberikan rangsangan. Yamaha berfikir untuk meluncurkan produk baru itu. Tapi, kami masih merahasiakan tipenya,” ungkap pria yang disapa Dion itu.

Pria murah senyum ini menilai, tipe skubek retro masih kecil pangsanya. “Menurut MOTOR Plus sendiri gimana kemungkinannya,” jelas Dion yang malah bertanya balik.

Hal sama juga dinyatakan pihak PT Astra Honda Motor (AHM). Saat Honda Gathering di lokasi Outbond di Ancol, Johannes Loman, yang naik jabatan jadi Executive Vice President mengatakan Honda telah memiliki line-up itu.

“Namun, apakah kami akan meluncurkannya, perlu penelitian mendalam. Tapi saya yakin, pasarnya masih kecil. Motor otomatis yang ada saat ini masih memenuhi kebutuhan konsumen,” paparnya.

Director Marketing Honda, Takashi Nakamura ikut sumbang saran. Katanya, mudah bagi Honda mengeluarkan produk baru. “Tapi, sejauh mana produk ini mampu diserap oleh pasar. Untuk meluncurkan unit baru seperti Scoopy tak sulit. Telebih kami juga sudah punya barangnya,” jelas Nakamura lagi.

MAU LATTE ATAU JELLY?

Ini kabar segar dari Suzuki. Yang bawa tentunya Edy Darmawan, 2W Marketing – Promotion Dealer Dev, PT Suzuki Indomobil Sales (SIS). Edy datang langsung ke IBMS ke-30. Dari pengamatannya itu, skubek seperti Latte dan Jelly memmang lagi jadi primadona.

Hampir semua peserta IBMS pamer skubek berpenampilan retro dan trendy itu. “Malah di jalanan Thailand sudah banyak seliweran,” kata Edy dengan gaya logat Betawi kentalnya.

Bukan mau sok keren, tapi menurut Edy yang berkacamata tebal itu, skubek Suzuki (Latte dan Jelly) bisa dibilang paling keren dibanding produk lain. “Juga masih dirasa paling proposional ketimbang yang lain,” kata Edy yang juga pernah merasakan jadi wartawan itu.

Dalam kesempatan rapat dengan Suzuki Thai, Edy juga didaulat mencicipi langsung. Bukan mencicipi makanan khas Thailand, tapi ya itu tadi, merasakan berkendara singkat dengan Latte dan Jelly yang masih dalam bentuk concept bike tapi sudah bisa dikendarai karena dilengkapi mesin. “Jok Jelly bisa digeser ke depan. Di bawah jok, tetap ada bagasi,” katanya penuh rasa kagum hanya kepada Em-Plus, bukan yang lain!

Soal dapur pacu, Latte atau Jelly bisa disesuaikan. Maksudnya, bisa pakai 110 cc atau 125 seperti halnya Spin, Skywave atau Skydrive yang sudah 125 cc. Kalau Em-Plus bilang mah, ya 110 aja, boss...! Karena sesuai dengan tampilannya yang retro abies itu.

Tapi, bagaimana menurut penikmat dan pecinta setia Suzuki. Ditunggu komentarnya langsung? Karena Suzuki memang ada rencana memboyong skubek gaul ini ke Indonesia. Bagaimana?

GAMBLING

Jadi pioner atau pendahulu memang berisiko. Pertama, konsumen akan bertanya mengenai ‘species’ baru ini. Butuh usaha keras bagi si pendahulu. Begitu yang terjadi ketika Kymco dan Yamaha sebagai pabrikan motor Jepang meluncurkan skubek di awal 2000. Konsumen masih enggan untuk membeli motor itu.

Kegamangan yang sama juga dirasakan PT Kawasaki Motor Indonesia ketika akan meluncurkan Ninja 250R berkonfigurasi 2 silinder. “Apakah bisa diterima ya...,” ungkap Mitsuhiko Okada, Direktur Marketing KMI saat peluncurannya.

Toh akhirnya, Nouvo dan Ninja dianggap sebagai pelopor di kelasnya. Keberanian Yamaha menarik pabrikan lain untuk ikutan. Keberhasilan Ninja juga dilirik pabrikan lain. “Kuncinya sama saja. Berikan produk yang terbaik. Pasti konsumen akan yakin walau produk ini terbilang baru,” ungkap Okada.

Penulis/Foto : Niko, Hend, RZ-1/Niko

motorplus online sumber berita ini




0 komentar:

Posting Komentar

Labels

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

About Me

Foto saya
Festival motor mekanik: Nanang Hary Wawan Sarwanto Anang Nur Henry Festival Motor merupakan Bengekel AHASS Resmi, dan beroperasi di perum 2, karawaci, Tangerang. Terpilih sebagai bengkel teramai se-kabupaten Tangerang.

Followers