JAKARTA - Salah satu bisnis yang sedang naik daun adalah membuka bengkel. Populasi kendaraan roda empat dan roda dua, secara kasat mata tak tertangani oleh bengkel-bengkel yang ada. Tengok saja antrian mobil dan motor yang menunggu perbaikan. Usaha ini diyakini tak kenal surut, sebab sejalan dengan populasinya yang meningkat terus dari tahun ke tahun.
Bayangkan untung yang bisa diraih. Tapi tentu saja membuka bengkel memerlukan biaya yang lumayan besar, apalagi bengkel mobil. Tapi pilihan yang terbaik jika dana terbatas, pilihannya adalah bengkel sepeda motor resmi. Beberapa ATPM (agen tunggal pemegang merek) sepeda motor telah menggalang kerja sama dengan swasta dengan memberi kepercayaan untuk membuka bengkel perbaikan resmi untuk merek-merek tertentu.
Bengkel resmi yang cukup terkenal dan jumlahnya mencapai ribuan adalah AHASS (Astra Honda Authorized Service Station), yakni bengkel khusus yang hanya melayani merek Honda. Begitu juga bengkel Suzuki dan Yamaha.
Untuk membuka bengkel resmi Honda, menurut Aan Pranacitra, Kepala Departemen Teknik Servis WHS, cukup mudah dan setiap orang (swasta) bisa melakukannya. AHASS di Jakarta jumlahnya mencapai 250 buah. Sedangkan di Indonesia hampir 2.000 buah. AHASS sebetulnya merupakan usaha skala kecil dan menengah (USKM). Tiap orang bisa saja membuka bengkel resmi Honda.
Menurut Aan, untuk membuka bengkel AHASS, modal minimal yang dibutuhkan Rp 50 juta. Dengan modal sebesar ini, pemilik sudah memperoleh bike lift (tempat kerja), tool kit 2 set, kompresor, alat gerinda dan bor serta stok onderdil senilai Rp 25 juta.
”Tampaknya modal awal begitu besar ya, tapi kalau dihitung-hitung, apa yang akan diperoleh oleh si pemilik, menggiurkan,” ujarnya. Aan memberi contoh, jika membuka bengkel kecil dengan 3 orang mekanik. Untuk gaji seluruhnya dipukul rata Rp 3 juta per bulan maka upah per hari sekitar Rp 100 ribu/orang.
”Nah jangan kaget kalau kita lihat pemasukan yang akan diterima pemilik bengkel,” lanjut Aan memberi contoh. Jika ongkos tune up Rp 25 ribu tiap motor dan dalam sehari bengkel bisa melayani 5 motor maka omsetnya Rp 125 ribu.
Padahal, paparnya, dalam kenyataan, omset bisa lebih dari angka itu. Jika bengkel memiliki 3 pit yang bisa melayani 20 unit per hari maka angka setengah juta rupiah sudah di tangan. ”Kalaupun dipotong honor untuk 3 karyawan, maka sisanya masih Rp 200 ribu. Dalam sebulan pemilik dengan leha-leha bisa mengantungi Rp 6 juta. Seluruh keuntungan menjadi milik si empunya bengkel karena AHASS, tak mengenal sistem waralaba.
Asyik, namun menurut Wakijan, Quality Assurance Manager WMS pada kesempata lain, mengungkapkan, ada syarat lain yang harus dipenuhi sebelum menjadi bengkel resmi AHASS, yakni harus mempunyai tempat sendiri atau kontrak minimal 5 tahun. Yang tak kalah penting, wajib izin usaha minimal izin domisili, SIUPP, NPWP, Tanda Daftar Perusahaan.
Pelayanan Standar
Bengkel ATPM yang tak kalah ramai adalah Yamaha. Jika Honda memakai embel-embel AHASS maka Yamaha memasangf YSS (Yamaha Service Shop). Menurut Herry Setianto Promotion Manager PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI), kepada SH via telpon Jumat (29/4), saat ini bengkel resmi Yamaha ada 1.200 buah. Seluruh bengkel tersebut memiliki dan mengikuti pola pelayanan yang standar (seragam). Sebagai bengkel ATPM, Herry menyebut ada 2 kelas YSS, yakni bengkel 3 S yang merupakan tempat penjualan, sekaligus servis dan sukucadang. Jenis bengkel ini terbanyak yakni 625 buah. Sedangkan yang hanaya melayani perbaikan saja berjumlah 550 buah. ”Kami akui untuk saat dengan jumlah bengkel resmi YSS, kami belum bisa maksimal melayani pelanggan. Kami saat ini sedang menggodok proses penambahan sekitar 300 bengkel sekaligus jaringan baru untuk tahun ini. Upaya penambahan ini tidak sekaligus namun secara berkala,” ujar Herry.
Untuk membuka YSS, urai Herry, tak ubahnya seperti membuka perusahaan baru. Yang jelas ada prosedur dan persyaratannya yakni administratif (NPWP, SIUP, IMB, KTP, Ijin : Usaha, keramaian). Sudah ada bangunan milik sendiri, bukan kontrak. Luas lahan (gedung) minimal 5 X 20 meter. Jarak antar bengkel resmi Yamaha terdekat tidak ditentukan (sesuai populasi unit motor).
”Calon bengkel resmi Yamaha, menurut Herry, tidak sebagai distributor atau bengkel resmi sepeda motor merek lain,” ujarnya. Selain itu, juga wajib menyediakan dan menjual sukucadang asli Yamaha dan oli Yamalube yang direkomendasi oleh Divisi Spare-parts Yamaha .
Sejumlah persyaratan lain yang harus dipenuhi di antaranya, bersedia ditunjuk menjadi ACS (Authorized Claim Shop); desain dan lay-out interior dan eksterior harus sesuai standar Yamaha;
mekanik wajib mengikuti training sebelum bengkel beroperasi.
Soal beaya interior, eksterior dan fasilitas (peralatan) bengkel, sambung Herry, didukung oleh Yamaha dan masuk dalam Daftar Jaringan Bengkel Resmi Yamaha. Begitu pula sistem operasional bengkel mengikuti standar Yamaha. ”Modal yang dibutuhkan hanya Rp 60 jutaan,” ujarnya.
Dana ini, tambah Herry kembali kepada pemilik berupa fasilitas yang didapatnya, antara lain papan nama bengkel, interior standar Yamaha, pembelian Special Tools dengan harga khusus, masuk dalam Daftar Jaringan Yamaha, dan pelatihan mekanik. ”Jika tertarik, buruan ajukan permohonan ke diler utama atau representative PT Yamaha Motor Kencana Indonesia sesuai areanya. Untung menanti di hadapan Anda!” Herry menggoda
Sabtu, 21 Februari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar